Ukuran daun trembesi Samanea saman memang mungil, tak lebih dari koin Rp100. namun, ia paling unggul dalam menyerap karbondioksida. Dalam setahun sebuah pohon trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.
Soal kehebatan trembesi menyerap polutan itu dibuktikan oleh Dr Ir Endes N Dahlan. Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu meriset 43 pohon yang acap dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan. Ia tertarik untuk meriset lantaran
kian meningkatnya konsentrasi karbondioksida di atmosfer, 350 ppm. “Jika laju penambahan penggunaan bahan bakar minyak dan gas tak berubah, 60 tahun mendatang konsentrasi karbondioksida meningkat menjadi 550 ppm, “ katanya.
Padahal, setiap peningkatan 100 ppm karbondioksida menyebabkan melonjaknya suhu 1oC. Harap mafhum, gas yang memiliki berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada udara itu menyerap gelombang panjang. Karbondioksida juga bersifat asfiksian alias menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, seolah-olah oksigen diudara sangat rendah. Padahal, konsentrasi gas oksigen di udara tetap; 20,95%. Dalam jangka panjang, karbondioksida yang dihirup manusia mengakibatkan rendahnya kadar oksihemoglobin.
Pilih-pilih
Memilih tanaman juga perlu diperhatikan. Tanaman anggota famili Fabaceae itu layak ditanam di daerah berpolutan tinggi. Namun, harus dipertimbangkan area penanaman jauh dari gedung atau bangunan. Soalnya, akar pohon yang juga disebut raintree alias kihujan itu mampu menjebol bangunan.
Endes N Dahlan mencontohkan di daerah berpolutan debu besi seperti kotamadya Cilegon, Provinsi Banten – di sana terdapat pabrik baja PT Krakatau Steel – misalnya, pohon waru Hibiscus mutabilis pilihan paling tepat. Tanaman itu mampu menyerap 3 kg debu besi setahun. Jika bobot 1 kg besi sekepalan tangan, kerabat bunga sepatu itu menyerap 3 kepalan tangan. Sebaliknya, diwilayah kerap tergenang dan kita ingin air cepat surut, sengon-lah paling pas. Evaporasi Albizzia falcata itu sangat tinggi. Wilayah berpolutan sulfur, sebaiknya dihijaukan antara lain dengan bunga merak Caesalpinia pulkcherrima atau ketapang Terminalia catappa.
Soal kehebatan trembesi menyerap polutan itu dibuktikan oleh Dr Ir Endes N Dahlan. Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu meriset 43 pohon yang acap dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan. Ia tertarik untuk meriset lantaran
kian meningkatnya konsentrasi karbondioksida di atmosfer, 350 ppm. “Jika laju penambahan penggunaan bahan bakar minyak dan gas tak berubah, 60 tahun mendatang konsentrasi karbondioksida meningkat menjadi 550 ppm, “ katanya.
Padahal, setiap peningkatan 100 ppm karbondioksida menyebabkan melonjaknya suhu 1oC. Harap mafhum, gas yang memiliki berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada udara itu menyerap gelombang panjang. Karbondioksida juga bersifat asfiksian alias menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, seolah-olah oksigen diudara sangat rendah. Padahal, konsentrasi gas oksigen di udara tetap; 20,95%. Dalam jangka panjang, karbondioksida yang dihirup manusia mengakibatkan rendahnya kadar oksihemoglobin.
Pilih-pilih
Memilih tanaman juga perlu diperhatikan. Tanaman anggota famili Fabaceae itu layak ditanam di daerah berpolutan tinggi. Namun, harus dipertimbangkan area penanaman jauh dari gedung atau bangunan. Soalnya, akar pohon yang juga disebut raintree alias kihujan itu mampu menjebol bangunan.
Endes N Dahlan mencontohkan di daerah berpolutan debu besi seperti kotamadya Cilegon, Provinsi Banten – di sana terdapat pabrik baja PT Krakatau Steel – misalnya, pohon waru Hibiscus mutabilis pilihan paling tepat. Tanaman itu mampu menyerap 3 kg debu besi setahun. Jika bobot 1 kg besi sekepalan tangan, kerabat bunga sepatu itu menyerap 3 kepalan tangan. Sebaliknya, diwilayah kerap tergenang dan kita ingin air cepat surut, sengon-lah paling pas. Evaporasi Albizzia falcata itu sangat tinggi. Wilayah berpolutan sulfur, sebaiknya dihijaukan antara lain dengan bunga merak Caesalpinia pulkcherrima atau ketapang Terminalia catappa.
0 comments:
Post a Comment