Friday, September 18, 2009

Langit Biru berkat Bioetanol

Pemansan global memang menjadi alasan utama pengembangan bahan bakar ramah lingkungan. Efek peningkatan suhu bumi berujung mencairnya permukaan salju kutub utara dan es terapung di laut Artik yang turun pun makin terlihat. Selain itu, air laut mengalami kenaikan 14 cm – 20 cm selama satu abad terakhir.

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terbukti menurunkan pencemaran emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Berikut paparannya :
(disini minyak bensin bercampur minyak etanol 3%, 10%, 20%, selanjutnya disebut E3, E10, dan E20)


Karbonmonoksida (CO)
Emisi CO mobil berbahan bakar bioetanol E3 adalah 1,35% ppm; E10 1,38% , dan E20 0,76% . Itu berarti emisi CO akan turun seiring dengan penambahan bioetanol. Penambahan etanol sebanyak 10% mampu mengurangi emisi buangan CO sebanyak 70%. Sebab pada bensin nilai buangan emisi mencapai 4,51%.


Minimnya buangan senyawa yang dapat memicu sel kanker itu dapat meningkatkan mutu kesegaran udara. Itu juga berarti meningkatkan kesehatan masyarakat setempat. Haraf mafhum, karbondioksida yang dihirup berlebih dapatmengikat hemoglobin dalam darah sehingga mengganggu konsentrasi dan muncul rasa pusing.


Hidrokarbon
Dengan E20, emisi buangan hidrokarbon 1% lebih rendah ketimbang minyak bensin murni. Nilai hidrokarbon pada E3 12,80%, E10 13%, E20 12%. Sedangkan bensin memiliki emisi hidrokarbon sebanyak 14%. Rendahnya buangan hidrokarbon berdampak ganda. Bagi kesehatan manusia berdampak positif. Hidrokarbon memicu bahaya gangguan kecerdasan, kesehatan reproduksi, dan gejala sakit kepala pada manusia. Sedangkan bagi mesin tahan lama.


Selain CO, Nox, dan hidrokarbon yang lebih unggul daripada bensin, nilai buangan toluene juga lebih rendah. Pada E10, nilainya 81,00 deg C dan semakin menurun pada E20; 80,00 deg C. bandingkan dengan buangan toluene pada bensin yang mencapai 84,00 deg C. Itu berarti semakin tinggi kandungan etanol pada bensin, asap buangan tak lagi berwarna putih tetapi bening.


Konsumsi Bahan bakar
Konsumsi bahan bakar mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kandungan bioetanol pada seluruh tingkatan pengujian. Pada kecepatan 30 km/jam, konsumsi bahan bakar E20 20% lebih rendah dibandingkan bensin. Kemudian jumlah itu meningkat menjadi 50% saat kecepatannya 80 km/jam. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan bioetanol menyebabkan pembakaran makin efisien karena bioetanol lebih cepat terbakar dibandingkan bensin murni. Oleh sebab itu, semakin banyak bioetanol yang digunakan proses pembakaran menjadi semakin singkat.


Trubus edisi HUT 64

 

0 comments:

Post a Comment

 Subscribe in a reader

Add to Technorati Favorites